BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru pada pasal 15 ayat 4, menyatakan bahwa guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan melakukan tugas pembimbingan dan pelatihan professional guru dan tugas pengawasan. Tugas pengawasan yang dimaksud adalah melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Biokrasi Nomor 21 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya BAB V pasal 12. Dengan demikian, pengawas sekolah dituntut mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang memadai untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi kepengawasan.
Tugas pokok Pengawas PAI berdasarkan PMA Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan Pengawas PAI pada Sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik Pendidikan Agama Islam pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan Program Pengawasan (pembinaan, pemantauan pelaksanaan 4 (empat) Standar Nasional Pendidikan, penilaian, pembimbingan dan pelatihan professional Guru) serta evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan,.
Kemampuan profesional pengawas ditentukan dengan nilai kinerja tahunannya sesuai dengan tuntutan Permenpan RB No 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah adan Angka Kreditny. Nilai kinerja tahunan ditentukan dari laporan pengawasan tahunannya.
Pengawas PAI setiap selesai melaksanakan tugasnya wajib menyusun laporan pelaksanaan program pengawasan dan mengevaluasi hasil pelaksanaan program sesuai dengan tugas pokok pengawasan yang diatur pada Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengawas Madrasah dan pengawas PAI pada Sekolah serta Peraturan Mentri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 21 tahun 2010 tentang jabatan fungsional pengawas dan angka kreditnya Bab 1, Pasal 1, ayat, 1 menerangaknan bahwa: Jabatan fungsional Pengawas Sekolah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan.
Pada pengawasan akademik, pengawas PAI mempunyai Tugas pokok Pengawas yang meliputi penyusunan program pengawasann yaitu: (a) menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, melaksakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan dan membimbing dan melatih profesional Guru; (b) meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kepengawasan yang dalam implementasi dapat berupa bimbingan, pembinaan, unjuk kerja, dan monitoring hendaknya menjadi kebutuhan serta kebiasaan yang mentradisi dan dilakukan terus-menerus. Untuk mencapai hasil yang lebih maksimal maka dalam pengawasan perlu adanya pemilihan pendekatan dan metode yang tepat, terarah, dan terprogram yang meliputi aspek akademik maupun manajerial.
Dalam laporan ini, Penulis berharap laporan semester ini dapat memberikan kontribusi kepada Kantor Kementerian Agama Kab. Sukabumi dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat untuk memberikan pertimbangan dalam membuat kebijakan yang lebih tepat untuk meningkatkan mutu Pendidikan Agama Islam di Jawa Barat.
B. Fokus Masalah Pengawasan
Sejalan dengan dimensi kompetensi kepengawasan yang telah diisyaratkan,
maka fokus masalah pada pelaksanaan kepengawasan pada dua semester periode Januari -Desember tahun 2016 lebih diarahkan pada kinerja guru PAI pada peningkatan kompetensi dan pengembanagn profesionalisme. Fokus masalah ini dibatasi pada pengawasan akademik saja, sebagaimana tugas pokok pengawas muda dan pedoman regulasi PMA Nomor 2 Tahun 2012, hal tersebut dilakukan melalui pemantauan, penilaian, dan pembinaan.
Beberapa hal yang ditemukan menjadi fokus masalah pengawasan yang, dinataranya:
1. Dari sisi proses pembelajaran, masih terkendala pada lemahnya kemampuan guru dalam memberdayakan sumber belajar dan metode pembelajaran yang variatif.
2. Pada sisi kurikulum, mengalami transisi dari kurikulum 2006 (KURIKULUM) menuju kurikulum tahun 2013, meskipun untuk Mapel PAI secara serentak mulai tahun 2013 sudah harus diberlakukan secara nasional., namun masih tetap terdapat kendala pemahaman dalam tataran implementatasinya, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan mutu Standar Nasional Pendidikan.
3. Kendala lainnya yang menjadi perhatian penting adalah kurangnya perhatian guru PAI dalam mengembangkan kompetensinya.
4. Masalah berikutnya adalah kurangnya perhatian guru PAI terhadap pengembangan diri dan peningkatan profesionalismenya.
C. Tujuan dan Sasaran Pengawasan
Kegiatan pengawasan ini, bertujuan untuk :
1. Melakukan Pembinaan tentang pemberdayaan sumber belajar dan penerapan metode pembelajaran yang variatif melalui supervisi akademik terhadap Guru PAI di SMA/ SMK wilayah binaan;
2. Melakukan Pemantauan Terhadap Kinerja Guru PAI dalam melaksanakan 4 SNP (standar kelulusan, isi, proses dan penilaian) PAI di SMA/ SMK wilayah binaan;
3. Bersama sama dengan Kepala Sekolah melakukan Penilaian Terhadap Kinerja Guru PAI di SMA/ SMK wilayah binaan, untuk meningkatkan komeptensinya;
4. Melakukan Pembimbingan dan Pelatihan Profesionalisme bagi Guru PAI, terkait KTI, Karya inovatif maupun pengembangan diri melaui kegiatan MGMP maupun kegiatan peningkatan mutu lainnya di SMA/ SMK wilayah binaan;
Sasaran Pengawasan, Secara garis besar mencakup input, proses, dan output.
1. Input meliputi segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses, seperti : sumber daya, perangkat lunak, dan harapan-harapan.
2. Proses merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain yang lebih baik. Faktor-faktornya meliputi : peserta didik, guru, tenaga kependidikan, kurikulum, alat, dan buku pelajaran, serta kondisi lingkungan sosial dan fisik sekolah.
3. Out put meliputi kinerja guru, prestasi akademik dan prestasi non akademik.
Secara khusus sasaran kepengawasan meliputi :
a) Teknis Pendidikan
Untuk fokus masalah nomor a, b, c dan d, sasarannya adalah guru mata pelajaran dalam merencanakan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran .
b) Administrasi pendidikan
Sasaranya pada administrasi pendidikan yang berupa bukti fisik dan dokumen pendukung lainnya.
Sasaran pengawasan secara utuh adalah kegiatan Pembinaan, pemantauan, penilaian serta pembimbingan dan pelatihan profesional seluruh guru PAI SMA dan SMK di 18 (delapan belas) Kecamatan yang terbagi dalam zona wilayah Sagaranten, Surade, Jampang Kulon, Ciemas dan Ciracap.
Keadaan Guru PAI SMA/SMK Binaan :
No Nama Sekolah Kecamatan Status Guru PNS Non PNS
1 SMKS YBPI Cidadap Swasta 1
2 SMKS NURUL ICHSAN Cidolog Swasta 1
3 SMAN 1 CIEMAS Ciemas Negeri 1
4 SMKS MUTIARA HIKMAH Ciemas Swasta 1
5 SMKS TUNAS BANGSA CIEMAS Ciemas Swasta 1
6 SMKS PERSADA CIEMAS Ciemas Swasta 1
7 SMKS JAYA TAMA BANGSA Ciemas Swasta 1
8 SMKS QAULAN LAYYINA Cimanggu Swasta 1
9 SMKS TIRTAYASA CIRACAP Ciracap Swasta 1
10 SMAN 1 CIRACAP CIRACAP Negeri 1 1
11 SMKS AL-MUHAJIRIN Ciracap Swasta 1
12 SMK BINA BAHARI Ciracap Swasta 1
13 SMK TIRTA UMRAN TERPADU Ciracap Swasta 1
14 SMKS AL-MARFUIYAH Curugkembar Swasta 1
15 SMA PERMATA MANDIRI Jampang Kulon Swasta 1
16 SMK PERMATA MANDIRI Jampang Kulon Swasta 1
17 SMKS AL MADANI JAMPANGKULON Jampang Kulon Swasta 1
18 SMKS KESEHATAN PUJA MEDIKA HUSADA Jampang Kulon Swasta 1
19 SMAS TERPADU DARUL AMAL Jampang Kulon Swasta 2
20 SMAN 1 JAMPANGKULON Jampang Kulon Negeri 2 1
21 SMAN 1 JAMPANGTENGAH Jampang Tengah Negeri 2
22 SMK AL-MIZAB Jampang Tengah Swasta 1
23 SMAN 1 KALIBUNDER Kalibunder Negeri 1
24 SMKS HARAPAN BANGSA Lengkong Swasta 1
25 SMAN 1 LENGKONG Lengkong Negeri 2
26 SMAN 1 NYALINDUNG Nyalindung Negeri 1 1
27 SMKS WIRA UTAMA Nyalindung Swasta 1
28 SMKS PUTRA MANDALA I Nyalindung Swasta 1
29 SMKS HARAPAN NUSA BANGSA Pabuaran Swasta 1
30 SMKS AL MUHTAR PABUARAN Pabuaran Swasta 1
31 SMKS TERPADU AL ITTIHAD Purabaya Swasta 1 1
32 SMK NASIONAL AL-ULUM Purabaya Swasta 1
33 SMK AL- IHYAUL IRSYAD Purabaya Swasta 1
34 SMAN 1 SAGARANTEN Sagaranten Negeri 2
35 SMKN 1 SAGARANTEN Sagaranten Negeri 2
36 SMK KESEHATAN SAGARANTEN Sagaranten Swasta 1
37 SMK AKADEMIK BANI AGUNG Sagaranten Swasta 1
38 SMKN 1 SURADE Surade Negeri 1 1
39 SMAN 1 SURADE Surade Negeri 1 2
40 SMKS BINA BANGSA 1 SUKABUMI Surade Swasta 1 1
41 SMKS PLUS NUSA PUTRA Surade Swasta 1
42 SMK GUNA JAYA Surade Swasta 1
43 SMKS BINA BANGSA 2 SUKABUMI Surade Swasta 2
44 SMKN 1 TEGALBULEUD Tegalbuleud Negeri 1
45 SMAS TERPADU AL-FIYYAH Tegalbuleud Swasta 1
46 SMKS PARADIS WALURAN Waluran Swasta 1
47 SMKS AL MUBAROKATUSSAADILLAH Waluran Swasta 1
JUMLAH 12 44
NO NAMA SEKOLAH NAMA GURU PAI PNS NON PNS
1 SMAN 1 Nyalindung Jajun Junaedi, S.Ag, M.Pd √
1 SMKS YBPI Usep Qusaeri, S.PdI √
2 SMKS NURUL ICHSAN Abdurrohim, S.Ag √
3 SMAN 1 CIEMAS Miftahudin, S.Ag √
4 SMKS MUTIARA HIKMAH Mahfudin, S.Ag. √
5 SMKS TUNAS BANGSA CIEMAS Engkos Kosasih, S.Hum √
6 SMKS PERSADA CIEMAS Ai Sri Mulyati, S.Ag √
7 SMKS JAYA TAMA BANGSA Dewi lestari,S.PdI √
8 SMKS QAULAN LAYYINA Dendi supriadi, S.PdI √
9 SMKS TIRTAYASA CIRACAP Jalaludin Sayuti, M.Ag √
10 SMAN 1 CIRACAP Teti Rohaeti, S.Ag √
11 SMKS AL-MUHAJIRIN Lili Solihin, S.Ag √
12 SMK BINA BAHARI Saepulloh, S.Ag √
13 SMK TIRTA UMRAN TERPADU Drs.H. Deden Z Mutaqin √
14 SMKS AL-MARFUIYAH Miftahudin, S.Ag √
15 SMA PERMATA MANDIRI Dayan Hidayatulloh,S.PdI √
16 SMK PERMATA MANDIRI Atang Amas, S.PdI √
17 SMKS AL MADANI JAMPANGKULON M Fuad √
18 SMKS KESEHATAN PUJA MEDIKA HUSADA Sayidah, Sth √
19 SMAS TERPADU DARUL AMAL Durotun Nafisah, S.Ag √
20 SMAN 1 JAMPANGKULON Drs Deden Z Mutaqin √
21 SMAN 1 JAMPANGTENGAH H Edi, S.PdI √
22 SMK AL-MIZAB Mulyana, S.Ag √
23 SMAN 1 KALIBUNDER Imas Sti Aminah √
24 SMKS HARAPAN BANGSA Dedi Supriadi, S.Ag √
25 SMAN 1 LENGKONG Fuad Al Mahbubi, S.Ag √
26 SMAN 1 NYALINDUNG Jajun Junaedi, S.Ag √
27 SMKS WIRA UTAMA Dahlan, S.Ag √
28 SMKS PUTRA MANDALA I Saepudin, S.Ag √
29 SMKS HARAPAN NUSA BANGSA Dedi Supriadi, S.PdI √
30 SMKS AL MUHTAR PABUARAN Dayan Hidayatulloh, SPdI √
31 SMKS TERPADU AL ITTIHAD Asep Budiansyah, S.Ag √
32 SMK NASIONAL AL-ULUM Dena Mulyana, SPdI √
33 SMK AL- IHYAUL IRSYAD Rena Mutiara, S.Ag √
34 SMAN 1 SAGARANTEN Eli Maymunah, S.Ag √
35 SMKN 1 SAGARANTEN Dewi Mulyati, S.Ag √
36 SMK KESEHATAN SAGARANTEN Hamdan, S.Ag √
37 SMK AKADEMIK BANI AGUNG Supriatna √
38 SMKN 1 SURADE Solahudin Sanusi, S.Ag √
39 SMAN 1 SURADE Jalaludin, M.Ag √
40 SMKS BINA BANGSA 1 SUKABUMI Dendi Supriadi, S.PdI √
41 SMKS PLUS NUSA PUTRA Saepulloh S.Ag √
42 SMK GUNA JAYA Mahfudin √
43 SMKS BINA BANGSA 2 SUKABUMI Ujang Sudrajat, S.Ag √
44 SMKN 1 TEGALBULEUD Dewi sartika, S.PdI √
45 SMAS TERPADU AL-FIYYAH Wiwin Winarsih, S.Ag √
46 SMKS PARADIS WALURAN Suteja, S.Ag √
47 SMKS AL MUBAROKATUSSAADILLAH Wildan Arifin, S.Ag √
BAB II
KERANGKA PIKIR PEMECAHAN
MASALAH
1. Kerangka Berpikir
Siklus Kerangka berpikir pengawasan dan pemecahan masalah dalam pelaksanaan pengawasan sekolah sebagai berikut .
1) Diawali penyusunan program kerja yang dilandasi oleh hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Dengan berpedoman pada program kerja yang disusun, dilaksanakan kegiatan inti pengawasan meliputi penilaian, pembinaan, dan pemantauan pada setiap komponen sistem pendidikan di sekolah binaannya.
2) Pada tahap berikutnya pengolahan dan analisis data hasil penilaian, pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan evaluasi hasil pengawasan dari setiap sekolah dan dari semua sekolah binaan.
3) Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan hasil pengawasan yang menggambarkan sejauh mana keberhasilan tugas pengawas dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan di sekolah binaan.
4) Tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan adalah menetapkan tindak lanjut untuk program pengawasan tahun berikutnya berdasarkan hasil evaluasi komprehensif terhadap seluruh kegiatan pengawasan dalam satu periode.Dari siklus proses pengawasan inilah ,laporan kegiatan pengawasan merupakan tahapan yang sangat penting dan strategis.
Kerangka berpikir siklus kegiatan pengawasan digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Siklus Kegiatan Pengawasan Sekolah
2. Pemecahan masalah
Optimalisasi pencapaian program satuan pendidikan dapat terwujud jika seluruh proses kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporannya dapat terlaksana secara intens, komprehensif, dan terjadwal secara akurat.
Sekolah seyogyanya memiliki kemampuan dalam membuat kebijakan dan program yang terarah dan tepat sasaran, dengan memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (opportunity) yang dimiliki seta menanggulangi kelemahan dan ancaman yang mungkin dapat menjadi faktor penghambat.
Karenanya setiap satuan pendidikan haruslah memiliki team work yang kompak, cerdas, dan dinamis, serta adanya partisipasi yang tinggi dari seluruh warga sekolah. Setiap mereka wajib membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan (skill), baik akademik maupun manajerial yang dapat mereka peroleh melaui pendidikan dn latihan, work shop, maupun pengkajian pustaka, dan dokumentasi.
Sungguhpun demikian dalam kenyataannya tidak semua warga sekolah memiliki kemauan dan kesempatan untuk mengikuti kegiatan yang dimaksud. Bagitu pula dalam hal upaya pengembangan potensi diri melalui studi pustaka pun ternyata belum dapat diharap banyak dan masih membutuhkan motivasi eksternal.
Dari realita di atas, maka peran pengawas PAI pada satuan pendidikan dalam membina, membimbing, dan memotivasi pendidik memiliki arti yang amat urgen. Pemberian bimbingan, pembinaan, dan dorongan yang dilakukan secara intensif berkesinambungan merupakan solusi logis pencapaian program dan acuan dalam upaya mewujudkan target secara maksimal.
BAB III
PENDEKATAN DAN METODE
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, dan agar dalam pelaksanaan kepengawasan dapat lebih efektif, efisien, dan tepat guna, maka perlu memilih pendekatan dan metode yang sesuai.
A. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan pengawas dalam melaksanakan tugas kepengawasannya adalah teknik supervisi yang bersifat kooperatif dan kolaboratif, karena dalam supervisi sudah mengandung makna pembinaan, penilaian dan juga pemantauan sampai sejauh mana sasaran pembinaan sudah dilaksanakan sebagaimana diuraikan dalam siklus pengawasan pada bab sebelumnya.
1. Kooperatif : yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok untuk kepentingan bersama (mutual benefit)
2. Kolaboratif : yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau penyelesaian tugas dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya yang saling mengisi dan melengkapi.
B. Metode
Metode yang digunakan dalam melaksanakan pengawasan sekolah sangat bervariasi, bergantung kepada situasi dan kondisi yang dihadapi pada saat melaksanakan pengawasan. Secara garis besar dapat penulis uraikan sebagai berikut:
1. Observasi langsung, yaitu pengawas secara langsung mengamati objek pengawasan. Metode tersebut oleh pengawas digunakan untuk melakukan supervise kunjungan kelas untuk mengamati penampilan guru dalam pelaksanaan pembelajar
2. Wawancara baik secara langsung maupun berbasis ICT dimaksudkan untuk memperoleh data/informasi yang lebih akurat.
Metode tersebut digunakan untuk menggali data dari beberapa stakeholder sekolah terhadap :Pemenuhan delapan standar nasional pendidikan SNP) dan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dan data tersebut untuk cross check dengan data yang diperoleh dari pengisian kuesioner tertutup .
3. Kunjungan kelas dilakukan pengawas khususnya untuk memperoleh gambaran nyata tentang proses pembelajaran, baik melalui supervisi kelas maupun supervisi klinis.
4. Pemodelan dilakukan pengawas untuk memberikan gambaran nyata atau contoh langsung. Model dapat diambil dari salah satu guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan lain, atau bahkan pengawas sekolahnya.
5. Dengar pendapat diperlukan bila menghadapi permasalahan tertentu di sekolah binaan, dimaksudkan untuk memperoleh masukan yang lebih lengkap dan akurat tentang permasalah yang sedang dibahas/dihadapi.
6. Bimbingan teknis dimaksudkan untuk membekali guru.
7. Workshop diadakan sesuai kebutuhan sekolah binaan, dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan SDM di sekolah binaan.
8. Sharing hampir serupa dengan dengar pendapat, hanya penekanannya lebih kepada upaya untuk berbagi pengalaman dan pendapat, tidak harus ada kasus khusus di sekolah. Sharing bisa dilakukan kapan saja dan dengan media yang lebih luas.
9. Studi dokumen dimaksudkan untuk memperoleh gambaran nyata dan bukti fisik/ autentik tentang keterlaksanaan suatu kegiatan. Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen tersebut. Metode tersebut digunakan untuk meneliti RPP untuk dianalisis dibandingkan dengan aturan standar proses .
Dari beberapa pendekatan dan metode diatas pada intinya digunakan untuk saling melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan akuntabel untuk dijadikan dasar pembuatan pelaporan .
BAB IV
HASIL PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN PELATIHAN
A. Hasil Pelaksanaan Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru PAI
NO PROGRAM MATERI KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN HASIL YANG DICAPAI KESENJANGAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH KESIMPULAN TINDAK LANJUT
1 Penyusunan Analisis keterkaitan SKL KI KD
Bimbingan Teknis penyusunan Analisis keterkaitan SKl KI KD pada kegiatan MGMP
100% Guru PAI (47 GPAI) dapat menyusun Anlaisis keterkaitan SKL KI KD
80% Guru mampu menyusun Analisis keterkaitan SKL KI KD
20 % Memberikan bimbingan individual terhadap 20% guru PAI yang belum mampu menyusun analisis keterkaitan SKL KI kD
Kegiatan BIMTEK Guru PAI dalam meningkatkan kemampuan menyusun analisis keterkaitan SKL KI kD mencapai target 80% dan dikategorikan baik
Pembimbingan Menyusun analisis SKL KI KD sebagai tindak lanjut kegiatan Bimtek penyusunan Analisis Keterkaitan SKL KI KD
NO PROGRAM MATERI KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN HASIL YANG DICAPAI KESENJANGAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH KESIMPULAN TINDAK LANJUT
2 Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Pelatihan perumusan IPK melalui Workshop di MGMP 100% Guru PAI (47 GPAI) dapat merumuskan indikator pencapaian Kompetensi
75% Guru mampu merumuskan indikator pencapaian Kompetensi
25 % Memberikan bimbingan individual terhadap 25% guru PAI yang belum mampu merumuskan indikator pencapaian Kompetensi
Kegiatan workshop Guru PAI dalam meningkatkan kemampuan merumuskan indikator pencapaian Kompetensi mencapai target 75% dan dikategorikan baik
Pembimbingan merumuskan indikator pencapaian Kompetensi (IPK) sebagai tindak lanjut kegiatan Bimtek merumuskan indikator pencapaian Kompetensi
NO PROGRAM MATERI KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN HASIL YANG DICAPAI KESENJANGAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH KESIMPULAN TINDAK LANJUT
3 Penyusunan Instrumen Penilaian
Bimbingan Teknis penyusunan Instrumen Penilaian
pada kegiatan MGMP
100% Guru PAI (47 GPAI) dapat menyusun Instrumen Penilaian
80% Guru mampu menyusun Instrumen Penilaian
20 % Memberikan bimbingan individual terhadap 20% guru PAI yang belum mampu menyusun Instrumen Penilaian
Kegiatan BIMTEK Guru PAI dalam meningkatkan kemampuan mampu menyusun Instrumen Penilaian
mencapai target 80% dan dikategorikan baik
Pembimbingan Penyusunan Instrumen Penilaian
sebagai tindak lanjut kegiatan Bimtek penyusunan Instrumen Penilaian
NO PROGRAM MATERI KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN HASIL YANG DICAPAI KESENJANGAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH KESIMPULAN TINDAK LANJUT
4 Penyusunan RPP berdasarkan Standar Proses Permendikbud No 22 tahun 2016
Mengadakan pelatihan
Penyusunan RPP berdasarkan Standar Proses Permendikbud No 22 tahun 2016
Melalui kegiatan Workshop MGMP
100% Guru PAI (47 GPAI) dapat menyusun RPP berdasarkan Standar Proses Permendikbud No 22 tahun 2016
70% Guru mampu menyusun RPP berdasarkan Standar Proses Permendikbud No 22 tahun 2016
30 % Memberikan bimbingan individual terhadap 30% guru PAI yang belum mampu menyusun RPP berdasarkan Standar Proses Permendikbud No 22 tahun 2016
Kegiatan workshop Guru PAI dalam meningkatkan kemampuan menyusun RPP berdasarkan Standar Proses Permendikbud No 22 tahun 2016
mencapai target 70% dan dikategorikan cukup baik
Pembimbingan Penyusunan RPP berdasarkan Standar Proses Permendikbud No 22 tahun 2016
sebagai tindak lanjut kegiatan workshop penyusunan Instrumen Penilaian
NO PROGRAM MATERI KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN HASIL YANG DICAPAI KESENJANGAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH KESIMPULAN TINDAK LANJUT
5 Penyusunan dan pengembangan Soal PAI kriteria HOTS (Higher Other Thinking Skill)
Mengadakan pelatihan
Tentang tehnik Penyusunan dan pengembangan Soal PAI kriteria HOTS (Higher Other Thinking Skill)
Melalui kegiatan Workshop MGMP
100% Guru PAI (47 GPAI) dapat menyusun Soal HOTS (Higher Other Thinking Skill)
70% Guru mampu menyusun Soal HOTS (Higher Other Thinking Skill) 30 % Memberikan bimbingan individual terhadap 30% guru PAI yang belum mampu menyusun dan mengembangankan Soal PAI kriteria HOTS (Higher Other Thinking Skill)
Kegiatan workshop Guru PAI dalam meningkatkan kemampuan menyusun dan mengembangankan Soal PAI kriteria HOTS (Higher Other Thinking Skill)
mencapai target 70% dan dikategorikan cukup baik
Pembimbingan dalam menyusun dan mengembangankan Soal PAI kriteria HOTS (Higher Other Thinking Skill)sebagai tindak lanjut kegiatan workshop menyusun dan mengembangankan Soal PAI kriteria HOTS (Higher Other Thinking Skill)
NO PROGRAM MATERI KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN HASIL YANG DICAPAI KESENJANGAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH KESIMPULAN TINDAK LANJUT
6 Pembimbingan dan pelatihan penyusunan KTI dalam bentuk PTK
Mengadakan pelatihan melalui Workshop di MGMP
Tentang penyusunan KTI dalam bentuk PTK
Dengan materi:
1. pengertian, tujuan, ciri, criteria dan PTK
2. Latihan Mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran
3. Latihan membuat Proposal PTK
4. Melaksanakan PTK dalam bentuk siklus tiap siklus terdiri dari 4 tahapan (Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi)
5. Menyusun Laporan PTK (terdiri dari 5 Bab dan Lampiran)
100% Guru PAI (47 GPAI) dapat menyusun KTI dalam bentuk PTK 60% Guru mampu menyusun KTI dalam bentuk PTK 40 % Memberikan bimbingan individual terhadap 40% guru PAI yang belum mampu menyusun KTI dalam bentuk PTK Kegiatan Workshop Guru PAI dalam meningkatkan kemampuan menyusun KTI dalam bentuk PTK
mencapai target 60% dan dikategorikan Kurang
Pembimbingan dan pemberian contoh dalam menyusun KTI dalam bentuk PTK sebagai tindak lanjut kegiatan workshop menyusun KTI dalam bentuk PTK
B. Pembahasan Hasil Pelaksanaan Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru PAI
Diskripsi matrik pembahasan
No Program BIMLAT
Tingkat ketercapaian kategori
Permasalahan
Tindak lanjut
1 Penyusunan Analisis keterkaitan SKL KI KD 80% Baik 20% Guru PAI belum memahami Analisis keterkaitan SKL KI KD Diskusi dan pembimbingan
2 Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 75% Baik 25% Guru Belum Dapat meumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Pembimbingan dan diskusi
3 Penyusunan Instrumen Penilaian 80% Baik 20% Guru PAI belum mampu menyusun intrumen penilaian Pembimbingan tehnik individu
4 Penyusunan RPP berdasarkan Standar Proses Permendikbud No 22 tahun 2016 70% Cukup Baik 30% Guru PAI belum memahami Penyusunan RPP berdasarkan Standar Proses Permendikbud No 22 tahun 2016 Pembimbingan dan workshop lanjutan
5 Penyusunan dan pengembangan Soal PAI kriteria HOTS (Higher Other Thinking Skill) 70% Cukup Baik 30% Guru PAI belum memahami tehnik Penyusunan dan pengembangan Soal PAI kriteria HOTS (Higher Other Thinking Skill) Diskusi dan workshop lanjutan
6 Pembimbingan dan pelatihan penyusunan KTI dalam bentuk PTK 60% Kurang 40% Guru PAI belum mampu menyusn PTK dengan benar Pembimbingan, diskusi dan pemberian contoh
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembimbingan dan pelatihan profesional guru yang dilakukan secara intens dan berkesinambungan melalui pendekatan dan metode yang sesuai dapat meningkatkan kompetensi guru Pendidikan Agama Islam.
Kegiatan Pembingan dan pelatihan (bimlat) profesional guru ternyata mendapat perhatian serius dari para guru terlihat dari tingkat partisispasi dalam mengikuti kegiatan tersebut.
Kendati demikian Peningkatan kemampuan profesional guru dalam memang tidak bisa instan, serta belum mampu menjangkau semua guru di wilayah binaan. Untuk itu perlu ditindaklanuti dengan pembimbingan secara intens dan terus-menerus agar kemampuan profesional guru semakin meningkat, terutama di sekolah-sekolah swasta yang lokasinya jauh dari pusat kota.
Di sinilah peran pengawas selaku supervisor dan konsultan sangat diperlukan untuk membuat pengelolaan pendidikan menjadi semakin baik.
B. Rekomendasi
Berdasarkan pada hasil dan kesimpulan di atas penulis menyampaikan rekomendasi kepada para pengambil kebijakan di bidang pendidikan,:
a) Bagi Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sukabumi dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat :
1. Mohon diberikan fasilitas dan alokasi anggaran yang memadai yang memadai untuk kegiatan peningkatan profesionalisme guru PAI;
2. Penimgkatan sarana dan prasarana PAI. Laboratorium PAI, Ruang multi media Laptop , LCD mohon segera dipenuhi.
3. Agar peran pengawas lebih dioptimalkan, karena pengawas yang menjadi ujung tombak dalam melakukan pembinaan di sekolah-sekolah dalam rangka mewujudkan pendidikan yang berkualitas.
b) Bagi Kepala sekolah
1. Meningkatkan intensitas pemeriksaan perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru PAI
2. Meningkatkan intensitas supervisi akademik /kunjungan kelas untuk mengetahui peningkatan profesionalisme guru PAI
3. Memberikan fasilitas dan kesempatan untuk kegiatan peningkatan profesionalisme guru PAI
Ketua Pokjawas PAI
Sukabumi, Desember 2016
Pengawas PAI,
H.Lukman Al Hakim, S.A.g.,M.MPd
NIP. 1970072219920301004 Ia Hidarya, S.PdI.,MM
NIP 197407242005011005
Mengetahui
Kepala Kantor Kemenag Kab. Sukabumi
DR.H.Hilmy Rivai.,M.Pd
NIP. 196801111990031002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar