Minggu, 23 Juli 2017

MATERI FILSAFAT ILMU UNINDRA

iahidarya | 17.05 |

C. Pembagian (cabang-cabang) filsafat
Filsafat secara garis besar dapat dibagi ke dalam kelompok, yakni filsafat sistematis dan sejarah. Fisafat sistematis bertujuan dalam pembentukan dan pemberian landasan pemikiran filsafat. Di dalamnya meliputi logika, metedologi, epistemologi, filsafat ilmu, etika, estetika, metafisika, filsafat ketuhanan (teologi), filsafat manusia, dan kelompok filsafat khusu seperti filsafat sejarah, filsafat hukum, filsafat filsafat komunikasi, dan lain-lain. Adapun sejarah filsafat adalah bagian yang berusaha meninjau pemikiran filsafat di sepanjang masa. Sejak zaman kuno hingga zaman modern. Bagian itu meliputi Yunani (Barat), India, cina, dan sejarah filsafat islam.

1. Pembagian/cabang-cabang filsafat menurut para ahli
a. Louis O. Katsoff menyebutkan bahwa cabang filsafat adalah logika, metedologi, epistemologi, filsafat biologi, filsafat psikologi, filsafat antropologi, filsafat sosiologi,  etika, estetika, metafisika, filsafat agama.
b. The Liang Gie membagi filsafat sistematis menjadi :
1. Metafisika (filsafat tentang hal yang ada)
2. Epistemologi (teori pengetahuan)
3. Metedologi (teori tentang metode)
4. Logika (teori tentang penyimpulan)
5. Etika ( filsafat tentang [ertimbangan moral)
6. Estetika (filsafat tentang keindahan)
7. Sejarah filsafat (Lasiyo dan Yuwono, 1985. Hal. 19)
c. Harry Hamersma membagi filsafat menjadi :
1. Filsahat tentang pengetahuan :epistemologi, logika. Kritik ilmu-ilmu
2. Filsafat tentang keseluruhan kenyataan :
a. Metafisika umum (ontologi)
b. Metafisika khusus terdiri atas : teologi metafisika, antropologi, kosmologi
3. Filsafat tentang tindakan : etika dan estetika
4. Sejarah filsafat (Harry Hamersma, 1988, hal 14)
d. Ir. Poedjawijatna membagi filsafat menjadi : ontologia, theodicea, antropologia, metapsyca, ethca, logica (miror and mayor)
e. Plato membedakan lapangan filsafat ke dalam 3 cabang : yaitu dealektika, fisika, dan estetika
f. Aristoteles merumuskan pembagian filsafat ke dalam 4 cabang, yaitu :
1. Logika
Ilmu ini bagi artistoteles dianggap sebagai ilmu pendahuluan bagi filsafat
2. Filsafat teoritis (fisafat nazariah)
Dalam cabang ini tercakup tiga ilmu, yaitu :
a) Ilmu fisika
b) Ilmu matematika
c) Ilmu metafisika
3. Filsafat praktis (filsafat amaliah)
a) Ilmu etika
b) Ilmu ekonomi
c) Ilmu politik
4. Filsafat teotika (kesenian)
Dari pembagian cabang filsafat filsafat menurut beberapa tokoh tersebut, tampak luas bidang yang menanggapi persoalan kefilsafatan. Karena sangat luasnya cakupan filsafat maka sering ada kesulitan untuk membahas setiap masalah sampai tuntas.
Berdasarkan tiga jenis persoalan filsafat yang utama persoalan tentang keberadaan, persoalan tentang pengetahuan. Dan persoalan tentang nilai-nilai maka cabang filsafat adalah sebagai berikut :
a. Persoalan keberadaan (being) atau eksistensi (existensi). Persoalan tentang keberadaan atau eksistensi bersangkutan dengan cabang filsafat yaitu metafisika
b. Persoalan pengetahuan (knowledge) atau kebenaran (truth). Pengetahuan ditinjau dari segi isinya bersangkutan dengan cabang filsafat yaitu epistemologi. Adapun kebenaran ditinjau dari segi bentuknya bersangkutan dengan cabang filsafat yaitu estetika
c. Persoalan nilai-nilai (values) nilai-nilai dibagi menjadi dua, nilai kebaikan tingkah laku dan nilai keindahan. Nilai kebaikan tingkah lagu berkaitan dengan cabang filsafat yaitu etika. Nilai keindahan bersangkutan dengan nilai cabang filsafat estetika.

Pengertian Filsafat dan Sejarah Filsafat Menurut Para Ahli - Berdasarkan terminologinya, Filsafat berasal dari terminologi Yunani, yaitu Philosophia. Philosophia mengandung dua suku kata yaitu:
Philien = mencintai atau Philia = cinta
Sophia = kebijaksanaan
Dengan demikian, Filsafat dapat diartikan sebagai Love of Wisdom atau ‘cinta akan kebijaksanaan. Beberapa pengertian Filsafat dikemukakan oleh filsuf-filsuf, Antara lain:
Pengertian Filsafat menurut Plato
Menurut Plato, Filsafat dapat disebut juga sebagai dialektika, yaitu seni berdiskusi yang merupakan kritik terhadap pendapat yang berlaku di masyarakat lewat analisa kristis maupun dialog atau diskusi. Melalui proses diskusi, filsuf akan berusaha mencari sebab-sebab dan asas-asas yang hakiki atau sebenarnya dari suatu fenomena yang ada di masyarakat.
Dengan demikian dapat disimpulkan: “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mencari kebenaran lewat analisa kristis maupun diskusi”
Pengertian Filsafat menurut Aristoteles
Aristoles mendefinisikan filsafat sebagai: “ilmu pengetahuan yang berisi kebenaran, meliputi: metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika”
Pengertian Filsafat menurut Al-Farabi
Oleh Al-Farabi, Filsafat didefinisikan sebagai kumpulan segala pengetahuan dengan fokus kajian yang membahas tentang Tuhan, alam dan manusia

Pengertian Filsafat menurut Rene Descartes
Menurut Rene Descates: “Filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan dengan fokus kajian: Tuhan, alam dan manusia”
Pengertian Filsafat menurut Immanuel Kant
Immanuel Kant mendefinisikan Filsafat sebagai: “ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan, yang meliputi:
Apa yang dapat diketahui (metafisika):
Apa yang harus dikerjakan (etika);
Sampai dimana harapan kita (agama); dan
Apa yang dinamakan manusia (antroplogi)
Pengertian Filsafat menurut Francis Bacon
Menurut Francis Bacon, Filsafat adalah induk atau asal muasal semua ilmu, dan berfungsi sebagai ‘pengatur’ pengetahuan
Pengertian Filsafat menurut John Dewey
John Dewey mendefinisikan Filsafat sebagai: “dokumentasi usaha manusia untuk menyesuaikan tradisi lama terhadap tradisi baru dalam suatu kebudayaan”
Pengertian Filsafat secara praktis
Secara ‘praktis’ Filsafat dapat diartikan sebagai:
Definisi Umum: “ Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki fakta-fakta atau prinsip-prinsip dari kenyataan (reality) dan perilaku manusia”
Filsafat Dewasa ini: “ Filsafat adalah ilmu yang meliputi: Logika, Etika, Estetika, Metafisika, dan Epistemologi”
Kadang-kadang filsafat juga didefinisikan sebagai: “suatu sikap terhadap perilaku seseorang”




Asas-asas Filsafat
Filsafat sebagai Ilmu
Filsafat sebagai Ilmu mengandung 4 pertanyaan ilmiah:
Bagaimanakah: “Filsafat mempertanyakan sifat-sifat yang ditangkap (dipersepsi) oleh indra. Dengan demikian pengetahuan yang didapat dari Filsafat bersifat deskriptif (penggambaran)”
Mengapa: “Filsafat mempertanyakan sebab (asal muasal) suatu fenomena (obyek). Pengetahuan yang didapat Filsafat berupa kausalitas (sebab-akibat)”
Ke manakah: “Filsafat mempertanyakan apa yang terjadi di masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Pengetahuan yang didapatkan:
1. ‘pola yang berulang’ yang merupakan pedoman atau prediksi ‘yang akan terjadi’
2. pedoman adat istiadat/ kebiasaan/ norma yang berlaku dalam suatu masyarakat
3. pedoman yang selalu dipakai dalam masyarakat berupa aturan-aturan atau hukum
•  Apakah: “Filsafat mempertanyakan hakikat atau inti suatu fenomena atau obyek, yang sifatnya sangat dalam (radix), yang hanya mampu dimengerti oleh akal dan tidak lagi bersifat empiris, sehingga pengetahuan yang didapat bersiafat umum, universal, dan abstrak
Filsafat sebagai Cara Berpikir
Dalam filsafat berpikir dilakukan dengan sangat mendalam sampai hakikat; secara global satau menyeluruh; dapat dilihat dari berbagai sudut pandang pemikiran atau ilmu pengetahuan. Terdapat beberapa persyaratan Filsafat sebagai cara berpikir, yaitu:
Sistematis
Konsepsional
Koheren
Rasional
Sinoptik
Tertuju pada pandangan dunia
Filsafat sebagai Pandangan Hidup
Filsafat sebagai Pandangan Hidup → filsafat memberikan penjelasan tentang manusia secara menyeluruh sesuai dengan hakikat manusia sebagai makhluk monodualisme (secara kodrati terdiri dari jiwa dan raga) → menghasilkan cabang-cabang filsafat sebagai berikut:
Filsafat biologi → berasal dari unsur raga manusia
Filsafat keindahan (estetika) → berasal dari unsur rasa manusia
Filsafat antropologi → berasal dari unsur monodualisme (kesatuan jiwa dan raga) manusia
Filsafat keTuhanan → berasal dari kedudukan manusia sebagai makhluk Tuhan
Filsafat sosial → berasal dari kedudukan manusia sebagai makhluk sosial
Filsafat berpikir (logika) → berasal dari hakikat manusia sebagai makhluk yang berakal
Filsafat tingkah laku (etika) → berasal dari unsur kehendak manusia untuk berbuat baik dan buruk
Filsafat psikologi → berasal dari unsur jiwa manusia
Filsafat aksiologi → berasal dari seluruh aspek kehidupan manusia
Filsafat negara → berasal dari konteks manusia sebagai warga negara
Filsafat agama → berasal dari unsur kepercayaan manusia terhadap supernatural

Sejarah Lahirnya Filsafat
Filsafat Yunani Kuno
Kosmosentris
Homerus dalam bukunya Ilias dan Odyseus mengkritisi kepercayaan masyarakat Yunani Kuno yang beranggapan kedudukan Tuhan terpisah dengan kehidupan manusia (hubungan manusia dan Tuhan bersifat formalitas atau natural religion), yang terikat pada nilai-nilai tradisional sehingga tidak memberikan kebebasan kepada manusia
AntroposentrisPada abad ke-6 SM bermunculan para pemikir cultural religion yang melihat bahwa Tuhan tidak lagi terpisah dari kehidupan manusia, antara lain:
1. Thales (+ 625 – 545 SM) → mengembangkan geometri dan matematika
2. Liokkoppos dan Democritos → mengembangkan teori materi
3. Hipocrates → mengembangkan ilmu kedokteran
4. Euclid → mengembangkan geometri deduktif
5. Socrates → mengembangkan teori moral
6. Plato → mengembangkan teori tentang ide
7. Aristoteles → mengembangkan teori yang menyangkut dunia dan benda serta mengumpulkan data 500 jenis binatang (biologi); menemukan sistem pengaturan pemikiran (logika formal)
Filsafat Abad Pertengahan
Diawali dengan lahirnya filsafat Eropa yang pemikiran kefilsafatannya bersifat teosentris (didominasi oleh agama Kristen)
Abad ke 6 M, dengan dukungan Karel Agung (Prancis), mulai didirikan sekolah-sekolah dengan pelajaran gramatika, geometri, aritmatika, astronomi dan musik
Abad ke-13 M, mulai berdiri universitas-universitas dan ordo-ordo untuk kemajuan ilmu dan agama → tokoh-tokohnya: Anselmus (1033-1109), Abaelardus (1079-1143), Thomas Aquinas (1225-1274)
Tahun 850an – 1200an periode Skolastis dimana Islam dan ilmu pengetahuan berkembang pesat → terjadi transfer pengetahuan-pengetahuan dari filsafat Yunani ke sarjana-sarjana Islam
Abad 15-16 era Renaissance dan Humanisme → filsafat semakin dianggap sebagai sarana menetapkan dan menyebarkan kebenaran-kebenaran Tuhan
Filsafat Abad Modern
Pada era ini, pemikiran filsafat berdasarkan akal pikir dan pengalaman yang diupayakan bersifat praktis → diarahkan pada upaya manusia menguasai lingkungannya dengan berbagai penemuan ilmiah
1596-164 Rene Descartes (bapak filsafat modern) → konsep perpaduan antara metode ilmu alam dan ilmu pasti ke dalam pemikiran filsafat → filsafat sebagai kebenaran dan kenyataan yang jelas dan terang
Abad ke-18, filsafat mengarah ke ilmu pengetahuan → George Berkeley (1685-1753), David Hume (1711-1776), Rousseau (1722-1778)
Abad ke-19, filsafat terpecah belah → filsafat Inggris, filsafat Prancis, filsafat Jerman → Hegel, Marx, Comte, Mill, Dewey
Filsafat Abad ke-20
Disebut juga filsafat kontemporer → fokus ke bidang bahasa dan etika sosial
Bidang bahasa → arti kata-kata dan arti pernyataan-pernyataan → filsafat analitika dan logosentrik
Bidang etika sosial → pokok-pokok masalah apakah yang hendak kita perbuat di masyarakat dewasa in

Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.

PENGERTIAN PENGETAHUAN
Pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk ke dalamnya adalah ilmu. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui manusia disamping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama.
Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental. Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis pertanyaan tertentu yang diajukan. Secara Ontologis ilmu membatasi diri pada kajian obyek yang berada dalam lingkup pengalaman manusia, sedangkan agama memasuki daerah penjelajahan yang bersifat trasendental yang berada di luar pengalaman kita.
Cara menyusun pengetahuan dalam kajian filsafati disebut epistemologi, dan landasan epistemologi ilmu disebut metode ilmiah. Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana (epistemologi), dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan tersebut disusun.
Pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu dengan tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan yang sehari-hari dihadapi manusia. Pemecahan tersebut pada dasarnya adalah dengan meramalkan dan mengontrol gejala alam. Untuk bisa meramalkan dan mengontrol sesuatu, maka kita harus menguasai pengetahuan yang menjelaskan peristiwa itu.
Pengetahuan itu merupakan pengetahuan awam apabila orang hanya sadar saja tentang adanya gejala tersebut; dia dapat mengetahui bahwa gejala itu ada. Selanjutnya, dari banyak gejala yang disadarinya sebagai pengetahuan awam tersebut, dapat juga olehnya dirasakan atau dilihat hal lain, yaitu hubungan saling pengaruh yang ada antara satu gejala dengan gejala lainnya. Sebagai contoh, pengalaman atau pengamatan bahwa, bila mendung biasanya lalu hujan. Pengetahuan tentang hubungan dua gejala tersebut juga merupakan pengetahuan awam, walaupun pada tingkat yang lebih tinggi. Pengetahuan orang tentang suatu gejala merupakan pengetahuan ilmiah apabila dia dapat menjelaskan secara logis struktur dari gejala itu, jadi tidak hanya sadar tentang adanya gejala itu. Yang dimaksud dengan ungkapan menjelaskan secara logis adalah bahwa keterangannya memenuhi tiga persyaratan berikut:
(1) Di dalam memberikan penjelasan, digunakan pola penalaran yang diakui keabsahannya, misalnya penggunaan penalaran bahwa, kalau a>b dan b>c, maka a>c.
(2) Fakta atau observasi yang digunakan sebagai landasan di dalam merumuskan kesimpulan dari penalaran yang dilakukna di dalam menjelaskan struktur gejala yang diteliti, adalah fakta yang telah terbukti atau dapat diuji kebenarannya.
Merujuk kepada contoh yang dikemukakan di butir (1), walaupun penalarannya telah benar, tetapi kalau ternyata b lebih kecil dari c, maka kesimpulan bahwa a>c belum tentu dapat dibenarkan. Fakta-fakta yang telah diakui kebenarannya antara lain hokum-hukum alam dalam ilmu fisika, seperti hukum Newton, hukum Hooke, hukum konservasi massa, energi dan momentum, hukum Archimedes, dan sebagainya. Dapat juga digunakan rujukan yang berupa kesimpulan dari suatu hasil observasi yang secara empirik telah diujikesesuaiannya dengan kenyataan.
(3) Penjelasan tentang struktur dari fenomena yang menjadi objek perhatian dapat diuji kesesuaiannya dengan kenyataan; yang berarti bahwa, fenomena yang diteliti menunjukkan pola-laku yang merupakan konsekuensi dari dimilikinya struktur sebagaimana dikemukakan di dalam penjelasan termaksud.
Dalam ilmu ensiklopedi Al Qur’an yang dimuat pada jurnal Ulumul Qur’an no.4 dijelaskan bahwa seringkali ilmu dipahami sebagai pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan dapat dinamakan sebagai ilmu. Melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara tertentu berdasarkan kesepakatan para ilmuwan yang disebut sebagai ilmu.
            Menurut Archie J. Bahm dalam tulisannya yang berjudul what’s science dijelaskan bahwa pengetahuan yang disepakati sebagai ilmu harus dapat diuji dengan enam komponen utama yang disebut dengan six kinds of science yang meliputi problems, attitude, method, activity, conclusions, and effects

PENGERTIAN ILMU
Source : Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdiknas.
1. pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang pengetahuan itu.
2. pengetahuan atau kepandaian (tt. Soal duniawi. Akhirat, lahir dan batin, dsb).
Source : The Liang Gie, 1991
Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman, kemasyarakatan, atau individu untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan.
Source : Wikipedia Indonesia
Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu  memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. Contoh: Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi kedalam hal yang bahani (materiil saja) atau ilmu psikologihanya bisa meramalkan perilaku manusia jika membatasi lingkup pandangannya ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang kongkrit. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jauhnya matahari dari bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi sesuai untuk menjadi perawat.

Syarat-syarat ilmu :
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu  merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigm ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
1. Objektif. Ilmu  harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek, dan karenanya disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu  alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

STURKTUR ILMU
1. obyek ilmu 1. obyek formal
2. obyek material
2. bentuk pernyataan i. ide abstrak              iv. gejala rohani
ii. benda fisis             v. peristiwa sosial
iii. jasad hidup          vi. proses tanda
3. ragam proposisi 1. deskripsi               3. eksposisi pola
2. preskripsi              4. rekonstruksi historis
4. ciri pokok 1. asas alamiah
2. kaidah ilmiah
3. teori ilmiah
5. pembagian sistematis Sistematis, rasionalitas
Obyektifitas, variabilitas, komunalitas

ILMU SEBAGAI METODE ILMIAH (PROSEDUR)
1. pola prosedural - Pengamatan, percobaan      - Deduksi, induksi
- Pengukuran, survey           - lainnya
2. tata langkah 1. Menentukan masalah       4. Penurunan kesimpulan
2. Perumusan hipotesis (bila perlu)
3. Pengumpulan data        5. Pengujian hasil
3. berbagai teknik Daftar pertanyaan, Perhitungan, Wawancara, dsb              
4. aneka alat Timbangan, meteran, komputer, lainnya
PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN
Ilmu pengetahuan, sebagai objek, merupakan himpunan informasi yang berupa pengetahuan ilmiah tentang gejala yang dapat dilihat, dirasakan, atau dialami. Gejala tersebut dapat berupa gejala alam (seperti angin, air, gempa bumi, ombak, gerak benda, dsb.), atau gejala sosial (seperti masyarakat bangsa, unjuk rasa, kemiskinan, kemakmuran, keterasingan, dsb.), ataupun gejala pikir, yang abstrak wujudnya, seperti konsep-konsep tentang bilangan dan himpunan di dalam matematika. Masalah yang menjadi perhatian di dalam aktifitas ilmu pengetahuan adalah pencarian kejelasan dan perumusan penjelasan mengenai struktur, fungsi dan pola-laku gejala-gejala, baik gejala alam, gejala sosial, maupun gejala pikir. Dengan demikian bentuk-bentuk dari hasil kegiatan ilmu pengetahuan mencakup dua hal yaitu Penjelasan terhadap sesuatu gejala, yang dinyatakan sebagai teori; serta Kesimpulan dari hasil observasi atau hasil penjelasan sesuatu gejala yang dinyatakan sebagai  (i) Hukum, bila gejalanya merupakan gejala alam, (ii) Dalil, bila gejalanya merupakan gejala pikir atau gejala abstrak.
Disamping hukum atau dalil, dan theori, yang luas cakupan keberlakuannya, yaitu meliputi suatu kelas gejala (a class of phenomena), dan karenanya berlaku umum dalam lingkup kelas gejala tersebut, terdapat juga bentuk-bentuk kesimpulan dan penjelasan yang lebih terbatas cakupan keberlakuannya, seperti:
-       Korelasi, yaitu suatu kesimpulan yang jaminan keberlakuannya terbatas pada selang liputan observasi yang dilakukan mengenai gejala tersebut.
-       Hipotesa, yaitu suatu dugaan mula mengenai penjelasan terhadap suatu fenomena, dan karena itu masih spekulatif sifatnya.
-       Model, yaitu suatu deskripsi (jadi penjelasan) tentang struktur dan pola-laku suatu fenomena ditinjau dari suatu titik pandang tertentu.
-       Conjecture, yaitu suatu kesimpulan yang masih spekulatif sifatnya ditinjau dari kelengkapan fakta yang mendukungnya dan kerincian logika yang digunakan untuk menjelaskannya.
Tujuan ilmu pengetahuan :
Tujuan ilmu pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam berdasarkan alirannya, yaitu :
1. Pengembangan ilmu pengetahuan untuk keperluan ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu sebatas untuk memenuhi rasa keingintahuan manusia.
2. Ilmu pengetahuan pragmatis. Aliran ini meyakini bahwa pengembangan ilmu pengetahuan haruslah dapat memberikan menfaat bagi manusia dalam pemecahan masalah kehidupan.

Batas-batas penjelajahan ilmu

Dasar ontologi ilmu sebenarnya ingin berbicara pada sebuah pertanyaan dasar yaitu : apakah yang ingin diketahui ilmu? Atau bisa dirumuskan secara eksplisit menjadi : apakah yang menjadi bidang telaah ilmu? Berbeda dengan agama atau bentuk pengetahuan yang lainnya, maka ilmu membatasi diri hanya kepada kejadian yang bersifat empiris. Secara sederhana objek kajian ilmu ada dalam jangkauan pengalaman manusia. Objek kajian ilmu mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh pacaindera manusia. Dalam batas-batas tersebut maka ilmu mempelajari objek-objek empiris seperti batu-batuan, binatang, tumbuh-tumbuhan, hewan atau manusia itu sendiri. Berdasarkan hal itu maka ilmu dapat disebut sebagai suatu pengetahuan empiris, di mana objek-objek yang berbeda di luar jangkaun manusia tidak termasuk di dalam bidang penelaahan keilmuan tersebut.
Untuk mendapatkan pengetahuan ini, ilmu membuat beberapa asumsi mengenai objek-objek empiris. Sebuah pengetahuan baru dianggap benar selama kita bisa menerima asumsi yang dikemukakannya. Secara lebih terperinci ilmu mempunyai tiga asumsi yang dasar. Asumsi pertama, menganggap objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, umpamanya dalam hal bentuk, struktur, sifat dan sebagainya. Asumsi kedua, ilmu menganggap bahwa suatu benda tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan keilmuan bertujuan mempelajari tingkah laku suatu objek dalam suatu keadaan tertentu. Asumsi ketiga, ilmu menganggap bahwa tiap gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan. Tiap gejala mempunyai suatu hubungan pola-pola tertentu yang bersifat tetap dengan urutan kejadian yang sama. Dalam pengertian ini ilmu mempunyai sifat deterministik. Namunpun demikian dalam determinisme dalam pengertian ilmu mempunyai konotasi yang bersifat peluang (probabilistik).
Tiap cabang membuat ranting-ranting baru seperti fisika berkembang menjadi mekanika, hidrodinamika, bunyi, cahaya, panas, kelistrikan, dan magnetisme, fisika nukir dan kimia fisik.  Ilmu murni yang kemudian dikembangkan menjadi ilmu-ilmu terapan
b. Filsafat dan ilmu pengetahuan
Apakah hubungan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan? Oleh Louis Kattsoff dikatakan: Bahasa yang pakai dalam filsafat dan ilmu pengetahuan dalam beberapa hal saling melengkapi. Hanya saja bahasa yang dipakai dalam filsafat mencoba untuk berbicara mengenai ilmu pengetahuan, dan bukanya di dalam ilmu pengetahuan. Namun, apa yang harus dikatakan oleh seorang ilmuwan mungkin penting pula bagi seorang filsuf. Pada bagian lain dikatakan: Filsafat dalam usahanya mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pokok yang kita ajukan harus memperhatikan hasil-hasil ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dalam usahanya menemukan rahasia alam kodrat haruslah mengetahui anggapan kefilsafatan mengenai alam kodrat tersebut.

Filsafat mempersoalkan istilah-istilah terpokok dari ilmu pengetahuan dengan suatu cara yang berada di luar tujuan dan metode ilmu pengetahuan. Dalam hubungan ini Harold H. Titus menerangkan: Ilmu pengetahuan mengisi filsafat dengan sejumlah besar materi yang faktual dan deskriptif, yang sangat perlu dalam pembinaan suatu filsafat. Banyak ilmuwan yang juga filsuf. Para filsuf terlatih di dalam metode ilmiah, dan sering pula menuntut minat khusus dalam beberapa ilmu sebagai berikut:

1) Historis, mula-mula filsafat identik dengan ilmu pengetahuan, sebagaimana juga filsuf identik dengan ilmuwan.
2) Objek material ilmu adalah alam dan manusia. Sedangkan objek material filsafat adalah alam, manusia dan ketuhanan.
c. Bedanya filsafat dengan ilmu-ilmu lain.
1) Filsafat menyelidiki, membahas, serta memikirkan seluruh alam kenyataan, dan menyelidiki bagaimana hubungan kenyataan satu sama lain. Jadi ia memandang satu kesatuan yang belum dipecah-pecah serta pembahasanya secara kesuluruhan. Sedangkan ilmu-ilmu lain atau ilmu vak menyelidiki hanya sebagian saja dari alam maujud ini, misalnya ilmu hayat membicarakan tentang hewan, tumbuh-tumbuhan dan manusia; ilmu bumi membicarakan tentang kota, sungai, hasil bumi dan sebagainya.
2) Filsafat tidak saja menyelidiki tentang sebab-akibat, tetapi menyelidiki hakikatnya sekaligus. Sedangkan ilmu vak membahas tentang sebab dan akibat suatu peristiwa.
3) Dalam pembahasannya filsafat menjawab apa ia sebenarnya, dari mana asalnya, dan hendak ke mana perginya. Sedangkan ilmu vak harus menjawab pertanyaan bagaimana dan apa sebabnya. Sebagian orang menganggap bahwa filsafat merupakan ibu dari ilmu-ilmu vak. Alasannya ialah bahwa ilmu vak sering menghadapi kesulitan dalam menentukan batas-batas lingkungannya masing-masing. Misalnya batas antara ilmu alam dengan ilmu hayat, antara sosiologi dengan antropologi. Ilmu-ilmu itu dengan sendirinya sukar menentukan batas-batas masing-masing. Suatu instansi yang lebih tinggi, yaitu ilmu filsafat, itulah yang mengatur dan menyelesaikan hubungan dan perbedaan batas-batas antara ilmu-ilmu vak tersebut.
7. Rangkuman
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu, dengan mencari sebab-sebab terdalam, berdasarkan kekuatan pikiran manusia sendiri. Ilmu pengetahuan adalah kumpulan pengetahuan mengenai suatu hal tertentu (objek atau lapangannya), yang merupakan kesatuan yang sistematis, dan memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menunjukkan sebab-sebab hal itu. Jadi berarti ada metode, ada sistem, ada satu pandangan yang dipersatukan (memberi sintesis), dan yang dicari ialah sebab-sebabnya.
Demikian filsafat mempunyai metode dan sistem sendiri dalam usahanya untuk mencari hakikat dari segala sesuatu, dan yang dicari ialah sebab-sebab yang terdalam. Ilmu-ilmu pengetahuan dirinci menurut lapangan atau objek dan sudut pandangan. Objek dan sudut pandangan filsafat disebut juga dalam definisinya, yaitu "segala sesuatu". Lapangan filsafat sangat jelas; ia meliputi segala apa yang ada. Pertanyaan-pertanyaan kita itu mengenai kesemuanya yang ada, tak ada yang dikecualikan. Hal-hal yang tidak kentara pun (seperti jiwa manusia, kebaikan, kebenaran, bahkan Tuhan sendiri pun) dipersoalkan. Lapangan yang sangat luas ini nanti kita bagi-bagi ke dalam beberapa lapangan pokok.
Sebab-sebab yang terdalam Dengan ini ditunjuk sudut pandangan, aspek khusus, sudut khusus yang dipelajari dalam segala sesuatu itu. Sudut pandangan (juga disebut "object formal") ini yang membedakan berbagai ilmu pengetahuan yang mengenai objek atau lapangan yang sama. Misalnya ilmu kedoktoran mempelajari manusia dilihat dari sudut tubuhnya yang sakit dan harusnya disembuhkan, sosiologi mempelajari manusia dalam sudut kemasyarakatan. Demikianlah filsafat mempelajari dalam segala sesuatu itu ialah keterangan yang penghabisan, yang terakhir, dan terdalam, sampai habis, sampai pada sebab yang terakhir. Yang kita cari ialah kebijaksanaan, hakikat dari seluruh kenyataan, intisari dan esensi dari semua yang ada. Kekuatan pikiran manusia sendiri Dengan ini ditunjuk alat yang kita gunakan dalam usaha kita untuk mencapai kebijaksanaan itu, yaitu pikiran kita sendiri. Ini membedakan filsafat dari teologi (ilmu ke-Allahan) yang juga mengenai segala sesuatu, tetapi yang berdasarkan wahyu Tuhan. Filsafat tidak berdasarkan wahyu Tuhan, tidak meminta pertolongan dari Kitab Suci, tetapi berdasarkan asas-asas dan dasar-dasarnya hanya dengan cara analisis-analisis oleh pikiran kita
sendiri. Justru karena itu, filsafat dapat merumuskan hukum-hukum yang berlaku umum, bagi setiap orang, terserah agama mana yang dianutnya. Akan tetapi, ini pun kelemahan filsafat: jika hanya filsafat saja yang cukup dipakai sebagai pegangan hidup, pandangan hidup, maka ini tidak cukup, sebab banyak pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan 100% memuaskan oleh filsafat, sedangkan filsafat sendiri dalam usahanya mencari hakikat dari seluruh kenyataan menunjuk kepada Tuhan sebagai sumber terakhir dan sebab pertama. (Jadi, sebetulnya filsafat dan agama !! tidak bertentangan, tetapi saling melengkapi).
Karena sangat luasnya lapangan yang diselidiki dan sulit serta berbelit-belitnya soal-soal yang dihadapi maka lapangan yang sangat luas ini dibagi-bagi ke dalam beberapa lapangan pokok agar penyelidikan dapat dilakukan dengan sistemis dan baik. Pembagian ini diadakan secara induksi, yaitu dengan melihat dulu persoalan-persoalan mana yang timbul dan minta diselesaikan.
a. Tentang pengetahuan (alat untuk mencapai 'insight' itu)
1) Logika formal (logic)
        Membentangkan hukum-hukum yang harus ditaati agar kita berpikir dengan lurus dan baik dan dapat mencapai kebenaran. Ini akan dipelajari lebih lanjut dalam masa akan datang.
2) Kritika atau logika material (epistemology)
Memandangkan isi pengetahuan kita, sumber-sumbernya, proses terjadinya pengetahuan, dan memberikan pertanggungjawaban tentang kemungkinan dan batas-batas pengetahuan kita (soal kekeliruan, kepastian, dan sebagainya).
b. Tentang pertanyaan dan sebab-sebabnya yang terdalam
1.     Metafisika (ontology/metaphysics)
        Mengupas apa ertinya "ada" itu, apa tujuannya, apa sebab-sebabnya, dan mencari hakikat dari semua barang yang ada (hylemorphisme)
2      Theodycea atau teologia naturalis (natural theology)
Merupakan konsekuensi terakhir dari penyelidikan filsafat, dengan menunjukkan sebab pertama dan tujuan terakhir; mencari berdasarkan kekuatan pikiran manusia sendiri bukti-bukti tentang adanya Tuhan, sifat-sifat-Nya, dan hubunganNya dengan dunia.
c.Tentang manusia dan dunia
1)    Filsafat tentang manusia (philosophy of man)
       (Juga sering disebut antropologia metafisika atau psikologia metafisika). Ini merupakan inti dan pangkalan dari seluruh filsafat: Orang mengetahui tentang "ada" itu dari adanya sendiri. Maka diselidiki apa kodrat (nature) manusia itu, bagaimana susunannya atas badan dan jiwa, bagaimana terjadinya pengetahuan, apa kehendak bebas, apa arti dan peranan keinderaan dan perasaan, apa arti kepribadian, dan sebagainya.
2)     Kosmologia (philosophy of nature)
        Mempersoalkan dunia material, susunannya, aturannya, mencari hakikat dari waktu dan tempat, gerakan, hidup, dan sebagainya
d. Tentang kesusilaan
1. Etika atau filsafat moral (ethics)
        Membentangkan apa yang baik, apa yang buruk, apa ukuran-ukurannya, bagaimana dan mengapa manusia terikat oleh aturan-aturan ke susilaan, bagaimana kita dipimpin oleh suara batin, bagaimana tujuan hidup dapat kita capaui, dan sebagainya.
2.  Etika sosial
    Merupakan bagian dari etika yang sangat penting pula, taitu yang membicarakan norma-norma hidup kemasyarakatan (keluarga, Negara internasional).
e. Lain-lain
Lapangan-lapangan yang tersebut di atas merupakan lapangan-lapangan pokok dari filsafat. Di samping. Di samping itu ada beberapa lapangan yang penting pula, yang merupakan rincian legih lanjut, penerapan asa-asas
filsafat pada lapangan-lapangan hidup tertentu. Antara lain: asas-asas filsafat pada lapangan-lapangan hidup tertentu. Antara lain
" filsafat kebudayaan (kombinasi etika dan filsafat tentang manusia).
" filsafat kesenian atau estetika, praktis
" filsafat hukum
" filsafat tentang sejarah, bahasa, ekonomi, teknik, agama, kerja dan lain-lain.

CIRI ATAU SIFAT ILMU PENGETAHUAN
1. Memiliki objek
Setiap ilmu umumnya membatasi diri pada segi kajian tertentu. Misalnya matematika mengkaji pada objek angkaangka, fisika pada objek benda-benda fisik, kimia berupa zat-zat penyusun dan reaksi yang terjadi, dan biologi memfokuskan pada objek makhluk hidup yang ada maupun yang pernah ada di dunia ini.
2. Memiliki metode
Berkembangnya ilmu pengetahuan tidak dapat terjadi secara kebetulan ataupun asal-asalan, melainkan mengikuti metode tertentu. Dalam mempelajari obyek kajian biologi digunakan metode ilmiah untuk menemukan kebenaran. Metode ini telah dibakukan agar dapat digunakan dan dilakukan oleh siapa saja. Ilmu yang dikembangkan dengan menggunakan metode ini kebenarannya diakui secara ilmiah.
3. Bersifat sistematis
Agar mudah dikaji, ilmu pengetahuan harus tersusun mulai yang sederhana menuju yang lebih kompleks. Konsep yang mendasari harus mengandung hubungan sedemikian rupa yang saling mendukung dan bukan saling bertentangan. Contohnya, dalam biologi disajikan konsep sel, jaringan organ, sistem organ dan individu yang menunjukkan adanya hierarki hubungan yang saling memperkuat objek kajian. Inilah yang dinamakan tersusun secara sistematis.
4. Universal
Kebenaran yang disajikan dalam ilmu pengetahuan harus berlaku secara umum. Dalam biologi, hukum-hukum atau kaidah ilmu yang ada juga berlaku secara umum. Misalnya, kaidah tentang reproduksi generatif merupakan cara reproduksi organisme yang harus didahului dengan peleburan dua sel (gamet jantan dan betina). Ini berlaku pada semua jenis organisme.
5. Objektif
Pernyataan dalam suatu ilmu pengetahuan harus bersifat jujur, yaitu menggambarkan kondisi apa adanya, mengandung data atau informasi yang sebenarnya, bebas dari prasangka, kesenjangan, atau kepentingan pribadi. Bila ilmu tidak bersifat objektif maka akan sulit berkembang, apalagi untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan umat manusia.
6. Analitis
Kajian dari sebuah ilmu akan menuju hal-hal yang lebih khusus seperti bagian, sifat, peranan dan berbagai hubungan. Untuk memahami hal yang bersifat khusus perlu pengkajian secara khusus pula, sehingga terdapat antar hubungan bagian yang dikaji sebagai hasil analisa. Oleh karena itu, sebuah ilmu akan terbagi menjadi berbagai cabang ilmu dengan kajian yang lebih khusus. Contohnya biologi mempunyai cabang zoologi, botani, fisiologi, anatomi, genetika, dan embriologi.
7. Verifikatif
Kebenaran dalam sebuah ilmu bukanlah bersifat mutlak tetapi bersifat terbuka atau verifikatif yang juga dikenal dengan kebenaran ilmiah. Artinya, sesuatu yang semula dianggap benar suatu saat mungkin menjadi salah bila ditemukan bukti-bukti baru yang menentang kebenaran sebelumnya. Masih ingat dengan teori Generatio Spontanea yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati? Louis Pasteur berhasil menemukan bukti baru melalui percobaannya, sehingga tumbanglah teori tersebut dan berlakulah teori Biogenesis sampai saat ini.


PENGELOMPOKAN ILMU PENGETAHUAN
1. Ilmu Alamiah
Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip.
Ilmu alamiah terbagi atas:
Fisika -> mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan perubahan yang bersifat sementara. Seperti : bunyi, cahaya, gelombang magnet, teknik kelistrikan, teknik nuklir.
Kimia -> memperlajari benda hidup dan tak hidup dari aspek susunan materi dan perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar terbagi menjadi kimia organic (protein, lemak) dan kimia anorganik (Nac1), hasil ilmu ini dapat diciptakan seperti plastic, bahan peledak.
Biologi -> mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya.
Botani -> ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan.
Zoology -> ilmu yang mempelajari tantang hewan.
Morfologi -> ilmu yang mempelajari tentang stuktur luar makhluk hidup.
Anatomi -> suatau studi tentang struktur dalam atau bentuk dalam makhluk hidup.
Fisiologi -> studi tentang fungsi atau organ bagian tubuh makhluk hidup.
Sitologi -> ilmu yang mempelajari sel secara mendalam.
Histologi -> studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup yang merupakan serentetan sel sejenis.
Palaentologi -> studi tentang makhluk hidup masa lalu.
2. Ilmu Sosial
Ilmu sosial adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif.
Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial. Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya.
Ilmu social terbagi atas :
Antropologi -> ilmu mempelajari tentang budaya masyarakat suatau etnis baru.
Ekonomi -> ilmu mempelajari tentang produksi dan pembagian kekayaan dalam masyarakat.
Geografi -> ilmu mempelajari lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas pemukaan bumi.
Hokum -> ilmu mempelajari system aturan yang telah dilembagakan.
Linguistic -> ilmu mempelajari aspek kognitif dan social dari bahasa.
Pendidikan -> ilmu mempelajari masalah yang berkaitan belajar, pembelajaran, serta pembentukan karakter dan moral.
Politik -> ilmu mempelajari pemerintahan sekelompok manusia (termasuk Negara)
Psikologi -> ilmu mempelajari tingkah laku dan proses mental.
Sejarah -> ilmu mempelajari tentang masa lalu yang berhubungan dengan umat manusia.
Sosiologi -> ilmu mempelajari masyarakat dan hubungan antar manusia di dalamnya.
3. Ilmu Budaya
Ilmu Budaya Dasar adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Pengetahuan budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal itu digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan pemyataan-pemyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Peristiwa-peristiwa dan pemyatan-pemyataan itu pada umumnya terdapat dalam tulisan-tulisan., Metode ini tidak ada sangkut pautnya dengan metode ilmiah, hanya mungkin ada pengaruh dari metode ilmiah.
Pengetahuan budaya ( The Humanities ) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup kcahlian (disiplin) scni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kcahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll. Sedang Ilmu Budaya Dasat ( Basic Humanities ) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain Ilmu Budaya dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut dengan Basic Humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the humanities. pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk betbudaya ( homo humanus ), sedangkan Ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
Unsur-unsur kebudayaan :
System religi/kepercayaan
System organisasi kemasyarakatan
Ilmu pengetahuan
Bahasa dan kesenian
Mata pencaharian hidup
Peralatan dan teknologi
Sifat-sifat kebudayaan :
Etnosentis
Universal
Alkuturasi
Adaftif
Dinamis (flexibel)
Integratif (integrasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar