Kamis, 07 Desember 2017

SOLUSI TERBAIK KETIKA GELISAH-SAKIT HATI

iahidarya | 08.21 |
Bismillah...

Anda, saya dan kita semua pasti pernah dan mungkin sedang merasakan gelisah, gundah gulana, stress dan kesal yang tiada akhir, terkadang kita lupa akan diri kita sendiri, kelakuan dan sikap lepas kendali, seakan kita puas dengan melampiaskan kekesalan tersebut dengan hal hal yang justru merugikan kita, seperti memukul, menendang, berteriak menangis sekencang kencangnya, sampai akhirnya bisa saja mencedarai orang lain, dan diri kita sendiri.
Ingat baik baik.... akhirat itu lebih baik dari dunia, segala yang menyulitkan, segala yang mengesalkan dan hal apapun yang terjadi di dunia, pasti Alloh swt sudah menyandingkan dengan pasangannya, sedih dengan gembira, turun dengan naik, marah dengan tertawa, susah dengan mudah, berat dengan ringan...

Berikut beberapa cara untuk menenangkan hati
yang sedang dalam keadaan gelisah menurut Islam :

1. Sabar

Dengan kesabaran dapat menenangkan jiwa, dengan sabar juga dapat menstabilkan kacaunya akal pikiran akibat beratnya beban yang dihadapi. Ujian yang Allah berikan kepada kita itu sebenarnya untuk menguji keimanan kita. Jika kita sabar melewati cobaan dan ujian maka akan meningkatlah iman kita. Bukankan Allah itu menguji hamba-Nya sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Jika ujian itu datang padanya, berarti Allah yakin kita bisa melewatinya. Allah saja yakin, masa kita tidak yakin? Karena dengan kesabaran itulah seseorang akan lebih bisa menghadapi setiap masalah berat yang mendatanginya.

Allah  berfirman:

“Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Baqarah 153).

2. Adukanlah semua masalah kepada Allah

Ketika seseorang menghadapi masalah yang sangat berat, maka sudah pasti akan mencari tempat untuk mencurahkan isi hati yang telah menjadi beban baginya selama ini. Tempat yang paling baik untuk mencurahkan isi hati adalah mengadu sama Allah. Allah sudah mengingatkan hamba-Nya di dalam ayat yang dibaca setiap muslim minimal 17 kali dalam sehari:

“Hanya kepada-Mulah kami menyembah, dan hanya kepada-Mulah kami meminta pertolongan” (QS. Al Fatihah 5).

 Nah, Ketika keluhan itu diadukan kepada Allah, maka akan meringankan beban berat yang kita alami. Kalo kita curhat sama teman, mukin itu bisa membuka aib diri kita sendiri. Syukur kalau temen kita bisa dipercaya dan gak menyebar luaskan masalah kita, kalau misalnya temen kita gak bisa jaga rahasia, yang ada malah menambah masalah karna aib kita di umbar-umbar. Nah kalau demikian lebih baik kita adukan keluhan kita sama Allah. tentu ketika keluhan itu diadukan kepada Allah, maka semua itu akan meringankan beban berat yang selama ini kita derita. Karena hanya Allah lah tempat bergantung bagi setiap makhluk.

3. Positive thinking

Positive thinking (berpikir positif), perkara tersebut sangatlah membantu kita untuk mengatasi rasa galau yang sedang kita rasa. Karena dengan berpikir positif, maka segala bentuk-bentuk kesukaran dan beban yang ada dalam diri kita menjadi terobati karena adanya sikap bahwa segala maslah yang dihadapi, pastilah mempunyai jalan keluar  yang sudah ditetapkan oleh Allah Ta’ala. Akan selalu ada jalan jika kita percaya kalau Allah swt akan menolong kita. Intinya, kita haarus selalu berfikir positif sama Allah, jangan pernah suudzhon sama Allah. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam ayat berikut;

“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs Al-Insyirah 5-6).

Ini janji Allah di dalam Al-Qur’an. Akan selallu ada kemudahan di setiap kesulitan. Apakah Masih ragu juga sama janji Allah?

4. Dzikrullah (Mengingat Allah)

Orang yang senantiasa mengingat Allah dalam segala hal yang dikerjakan. Tentunya akan menjadikan nilai positif bagi dirinya, terutama dalam jiwanya. Karena dengan mengingat Allah segala persoalan yang dihadapi, maka jiwa akan menghadapinya dengan tenang. Sehingga rasa galau yang ada dalam diri kita bisa perlahan-perlahan dihilangkan. Dan sudah merupakan janji Allah Ta’ala, bagi siapa saja yang mengingatnya, maka didalam hatinya pastilah terisi dengan ketenteraman-ketenteraman yang tidak bisa didapatkan melainkan hanya dengan mengingat-Nya
untuk dapat selalu mengingat Allah swt dan berhasil menghapus rasa gelisah, dzikir tidak hanya dilakukan sebatas ucapan lisan atau hati saja. Dzikir kepada Allah swt merupakan rangkaian aktivitas yang melibatkan segenap hati, lisan, dan juga perbuatan. Tanpa bersatunya ketiga aspek ini, maka tidak mungkin bagi hati kita untuk bersatu dengan Allah swt.

5. Sholat

Sholat merupakan ibadah paling utama bagi umat muslim yang merupakan salah satu sarana penangkal dan penawar berbagai macam penyakit hati yang bersarang di dalam hati manusia. Jelas bahwa sholat merupakan ibadah yang totalitas hanya mengingat kepada Allah swt, yang secara total juga hanya diisi dengan kalimat-kalimat dzikrullah, ayat-ayat Allah swt.

Allah berfirman :

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang , gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.” (QS.Az Zumar : 23)

Sholat merupakan aktivitas komunikasi langsung dengan Allah swt, raja yang menguasai segala hati, yang menciptakan penyakit dan yang menyembuhkannya tanpa rasa sakit. Jika seseorang telah terhubung dan berkomunikasi dengan Allah swt secara langsung dalam sholat yang khusyuk, maka mustahil baginya terserang penyakit gelisah. Karena gelisah menyerang hati, dan Allah swt-lah yang menggenggam dan menguasai segala hati.

Bersabar, mengadu kepada Allah, berpikir positif, berzikir, dan sholat adalah solusi semua persoalan, termasuk masalah penyakit hati, rasa gelisah, resah, gundah, galau atau papun itu.

Sebagaimana firman-Nya:

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram” (Qs Ar-Ra’du 28).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar